MEMAKSIMUMKAN LABA
Secara
teoritis laba adalah kompensasi atas resiko yang di tanggung oleh perusahaan.
Makin besar resiko,laba yang di peroleh semestinya semakin besar. Laba atau
keuntungan adalah nilai penerimaan total yang di keluarkan perusahaan jika laba
di notasikan pendapatan total sebagai TR,dan biaya total adalah TC, maka
=TR-TC.............(1)
Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalo nilai positif ( dimana TR TC. Laba maksimum(maximum
profit) tercapai bila nilai mencapai maksimum.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara perusahaan menhitung laba
maksimun?
Ada
tiga pendekatan perhitungan laba maksimum yang akan di bahas dalam bab ini.
°
pendekatan totalitas(totality appoach)
°
pendekatan rata-rata(avarage appoach)
°
pendekatan marginal (marginal appoach)
Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya
total (TC). Pendapatan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual(Q) dikalikan harga output perunit. Jika harga perunit output adalah P,maka TR=P.Q .pada saat
membahas teori biaya, kita telah mengetahui bahwa biaya total (TC) adalah sama
dengan biaya tetap (FC) ditambah dengan biaya variabel perunit output dianggap
konstan,sehingga biaya variabel adalah jumlah unit output (Q) dikalikan biaya variabel perunit.jika biaya variabel
perunit adalah v, maka VC=v.Q.
Dengan
demikian,
=PQ-(FC+vQ)............(2)
Persamaan
(2) dapat di presentasikan dalam bentuk diagram . Dalam diagram terlihat
perusaan mengalami kerugian, terlihat dari kurva TR yang masih dibawah kurva
TC. Jika output ditambah , kerugian makin kecil terlihat makin kecilnya jarak kurva
TR dengan kurva TC. Pada saat jumlah output mencapai Q*,kurva TR berpotongan
dengan kurva TC yang artinya pendapatan total sama dengan biaya total.titik
perpotongan ini disebut titik impas(break event point,disinkat BEP) setelah
titik BEP, perusahaan terus mengalami laba yang makin besar, dilihat dari kurva
TR yang diatas kurva TC.
Implikasi dari pendekatan totalitas adalah
perusahaan menenpuh strategi penjualan maksimum( maximum selling). Sebeb makin
besar penjualan makin besar laba yang diperoleh . hanya saja sebelum mengambil
kep[utusan , perusahaan harus menhitung berapa unit output harus diproduksi
(Q*) untuk mencapai titik impas . kemudian besarnya Q* dibandingkan dengan
potensi permintaan efektif. Jika persentasenya 80%, maka untuk mencapai BEP
perusaan harus menjangkau 80% potensi permintaan efektif . makain kecil Q* dan
atau makin kecil persentase Q* terhadap potensi permintaan efekeif di anggapn
makin baik , sebab resiko yang ditanggung perusahaaan makin kecil.
Diagram
Kurva
TCR dan TC(pendekatan totalitas)
RP
|
|||
|
|
||||||
|
|||||||
|
Kuantitas
Cara
menhitung Q*dapat diturungkan dari persamaan (2)
=P.Q*(FC+v.Q*)..................(3)
Titik impas terjadi pada saar sama dengan nol.
0=P.Q*-FC-v.Q*
=P.Q*-v.Q*-FC
=(P-v).Q*-FC
Q*=
…………….(4)
°
Pendekatan rata-rata
Dalam pendekatan ini, perhitungan laba perunit dilakukan dengan
perbandingan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P).
Laba total adalah laba perunit dikalikan dengan jumlah output yang terjual.
=(P-AC).Q..................(5)
Dari
persamaan ini perusahaa Akan mencapai laba jika harga jual perunit output(P)
lebih tinggi dari biaya rata-rata(AC). Perusahan hanya mencapai angka impas
bila P sama dengan AC.
Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P
dengan AC. Bila P lebih kecil sama sama dengan AC ,perusahaan tidak mau
memproduksi. Implasi pendekatan rata-rata adalah perusahaa atau unit usaha
harus menjual sebanyak banyaknya(maximum selling)agar laba () makin besar.
°Pendekatan
marginal( marginal approach)
Dalam pendekatan marginal, perhitungan laba dilakukan dengan
memperbandingkan biaya marginal(MC) dan pendapatan marginal (MR). Laba
maksimum akan tercapai pada saat MR=MC. Kodisi tersebut bisa dijelaskan secara
matematis,grafis,dan verbal.
A.
Penjelasan secara matematis
=TR-TC..................(6)
Laba
maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi ( ) sama dengan nol dan nilainya sama dengan nilai turunan
pertama TR (/ atau MR) dikurangi
nilai turunan pertama TC (TC/Q atau MC).
=-=0
=
MR-MC=0
|
Dengan
demikian,perusahaan akan memperoleh laba maksimum(atau kerugian minimum) bila
ia berproduksi pada tingkat output dimana MR=MC.
B. Penjelasan secara grafis
Di pembahasan teori biaya produksi, kita telah mengontruksi kurva
biaya total (TC) yang bentuk kurva seperti huruf S terbalik. Kurva pendapatan
total (TR) diperoleh dengan cara mengalikan kurva produksi total (TP) dengan
harga jual output per unit (P). Pada pembahasan teori produksi,telah Diketahui
bahwa kurva TP berbentuk huruf S. Karena kurva TR diperoleh dengan cara
mengalikan kurva TP dengan sebuah bilangan sebesar nilai P, maka kurva TR juga
membentuk huruf S.kurva TR dikurangi kurva TC menghasilkan kurva laba () .
C. Penjelasan secara verbal
Apakah benar perusahaan akan mencapai laba maksimum bila
memproduksi di Q3? Kita menkonsentrasikan diri pada pergerakan kurva laba ()sepanjang
interval Q1-Q5. Pergerakan tersebut kita bagi menjadi tiga sub
interval:Q1-Q3,Q3,dan Q3-Q5.
1)
Penambahan
output sepanjang sub- interval
Ketika output ditambah dari Q1 ke Q2
kurva bergerak naik yang
artinya laba bertambah besar . bila menhentikan kurva TR dan TC, terlihat sudut
kecuraman garis singgung a1(MR) lebih besar dari sudut kecuraman gari singgung
a2(MC). Ternyata jika output ditambah satu unit, tambahan pendapatan (MR) yang
dihasilkan lebih besar dari tambahan biaya (MC) yang harus dikeluiarkan. Karena
itu lebih menguntungkan bila perusahan harus menabah output. Dengan cara
penjelasan yang sama dapat dipahami mengapa kurva bergerak naik sampai
jumlah output Q3. Kalau kita melihat sudut kemiringan kurva makin mendatar, hal
itu menunjukkan terjadinya hokum pertambahan hasil yang makin menurun(LDR).
2) Pada
saat jumlah output Q3
pada saat jumlah output Q3, seperti
setelah dijelaskan, garis singgung b1(MR) sejajar garis singgung b2(MC). Jika
output ditambah satu unit, maka tambahan pendapatan (MR) yang diperoleh sama
persis dengan tambahan biaya (MC) yang dikeluarkan
3) Interval
Q3-Q5
Jika output
bertambah dar Q3 ke Q4, terlihat bahwa sudut kemirigan garis singgung c1 (MR)
sudah lebih kecil dari sudut kemiringan garis singgung c2 (MC). Artinya jika
output ditambah satu unit, tambahan pendapatan (MR) yang diperoleh lebih kecil
disbanding tambahan biaya (MC). Dalam kondisi seperti itu perusahaan akan
merugi bila terus menanbah output.
0 komentar:
Posting Komentar