KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas berkat limpahan rahmat dan nikmat kesempatan sehingga kita bisa
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dengan judul yang kami bahas
pada makalah kali ini mengenai “Pengorganisasian dan struktur organisasi”.
Dalam pembuatan makalah ini tidak jauh dari dukungan berbagai pihak, baik
dari teman - teman, keluarga, maupun dosen yang dengan setia memberi masukan
yang sangat berharga bagi terciptanya makalah ini.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena sebagai manusia biasa kita tidak lepas dari kesalahan, maka
dari itu kami mohon dukungan dari berbagai pihak demi kebaikan kedepannya.
Demikianlah makalah
ini kami buat, atas perhatian dan kesempatannya untuk membaca kami ucapkan
terima kasih.
Maros, 16 Mei 2015
Kelompok 4
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Membahas tentang masalah Organisasi
pasti kita pernah mendengar kata tersebut. Organisasi adalah
sebuah wadah untuk para mahasiswa mengekspresikan aspirasi mereka. organisasi
sangat penting ada di dalam setiap perguruan tinggi karena dengan adanya
organisasi di setiap perguruan tinggi akan banyak menampung kreatifitas
mahasiswanya,Sehingga setiap aspirasi dan kreatifitas setiap mahasiswa tidak
ada yang terbuang sia-sia.setiap organisasi di atur oleh sebuah aturan yang
telah dibuat oleh semua anggota organisasi tersebut dan peraturan itu akan
dijalankan oleh setiap anggotanya dan bagi pelanggar aturan akan dikenakan
sanksi yang telah disepakati oleh setiap anggota dan didalam sebuah organisasi
ada pengurus yang memimpi organisasi agar sebuah organisasi dapat menjalankan
tugas-tugasnya .
Organisasi
pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin
dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data dan
lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi Artinya dengan definisi tersebut kita memahami betapa besarnya
tanggung jawab dari organisasi mahasiswa ataupun perusahaan yang harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
B. Rumusan
masalah
1) Apa itu definisi Organisasi
2) Apa itu struktur organisasi
3) Apa itu pembagian kerja
4)
Apa
itu bagan organisasi formal
5)
Apa
itu mengetahui apa itu departementalisasi
6)
Apa
itu kelompok kelompok kerja formal organisasi
7)
Apa
itu organisasi informal
C. Tujuan
Penulisan
1) Untuk mengetahui definisi Organisasi
2) Untuk mengetahui struktur organisasi
3) Untuk mengetahui pembagian kerja
4)
Untuk
mengetahui bagan organisasi formal
5)
Untuk
mengetahui apa itu departementalisasi
6)
Untuk
mengetahui kelompok kelompok kerja formal organisasi
7) Untuk mengetahui organisasi informal
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI DAN PENGERTIAN ORGANISASI
Terdapat
berbagai pendapat mengenai organisasi, ada yang langsung memberikan defiisi
sendiri tentang apa itu organisasi ada juga yang melandaskan teori yang
diperolehnya dengan pemikiran para ahli.
Bentuk suatu organisasi mulai dari yang berbentuk kecil hingga organisasi yang
bentuknya besar dan mempunyai suatu tujuan yang berbeda pula, begitu pula
tentang pengertian organisasi itu sendiri. Banyak definisi dan pengertian dari
organisasi yang di paparkan oleh para ahli, berikut adalah beberapa definisi
dan pengertian dari organisasi :
1.
Kamus modern
bahasa Indonesia M. dahlan Al Barry
Organisasi : Penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga menjadi suatu
kesatuan; sususan dan aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan kesatuan
yang teratur; gabungan kerja sama (untuk mencapai tujuan tertentu).
2. Pengertian Organisasi Menurut Beberapa Ahli
a.
Organisasi adalah susunan dan aturan dari
berbagai-bagai bagian (orang dsb)
sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum
Bahasa Indonesia)
sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum
Bahasa Indonesia)
b.
Organisasi adalah sistem sosial yang memiliki
identitas kolektif yang tegas,
daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur
pergantian anggota. (Janu Murdiyamoko dan Citra Handayani, Sosiologi untuk SMU Kelas I)
daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur
pergantian anggota. (Janu Murdiyamoko dan Citra Handayani, Sosiologi untuk SMU Kelas I)
c.
Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer
mengejar tujuan bersama.
d.
Menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk
setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
e.
Menurut Chester I. Bernard, organisasi merupakan suatu
sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
3. Dari beberapa artikel di internet
a.
Organisasi (Yunani: organon - alat) adalah suatu
kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan
sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara. (Wikipedia)
b.
Organisasi adalah bentuk formal dari sekelompok
manusia dengan tujuan individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll)
yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama
(tujuan organisasi). Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai
secara selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha yang
sungguh-sungguh dari kedua belah pihak (pengurus organisasi dan anggota
organisasi) untuk bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing
secara bertanggung jawab, sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya
dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisasi/pegawai maupun bagi
pengurus organisasi/pejabat yang berwenang. (Mistiani,
S.sos, Puslitbang Strahan Balitbang Dephan)
c.
Pengertian selanjutnya diperoleh dari artikel yang
berjudul “Manajemen Konflik Dalam Organisasi” (fickry)
d.
Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan
sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan
fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggung jawab (Schein). Karakterisitik
organisasi menurut Schein meliputi : memiliki struktur, tujuan, saling
berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk mengkoordinasikan
aktivitas di dalamnya.
e.
Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang
mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu (Kochler).
B.
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan
antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan
dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur
Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang
satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa
melapor kepada siapa.
a.
Empat Elemen Struktur
Organisasi
Empat elemen dalam struktur organisasi yaitu :
1. Adanya spesialisasi kegiatan kerja
2. Adanya standardisasi kegiatan kerja
3. Adanya koordinasi kegiatan kerja
4. Besaran seluruh organisasi.
Struktur organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen
dalam mencapai tujuannya. Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh yang
besar pada anggotanya. Pengaruh struktur organisasi terhadap kepuasan dan
kinerja karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang sangat jelas. Struktur
organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan dan
dikoordinasikan secara formal.
C. Faktor- faktor yang mempengaruhi struktur organisasi
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi.
Ernie (2006), menyatakan ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur
organisasi antara lain:
ü Strategi Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka, jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.
ü Skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan.
ü Teknologi
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
ü Lingkungan
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi.
b.
Fungsi struktur
organisasi
Fungsi struktur organisasi yaitu :
Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
1. Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam
struktur organsisasi sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun
hubungan karena adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan
kepada seseorang.
2. Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
3. Kejelasan Jalur Hubungan. Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab setiap karyawan atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhka kejelasan hubungan yang tergambar dalam struktur, sehingga jalur penyelesaian pekerjaan akan semakin efektif dan dapat saling menguntungkan.
2. Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
3. Kejelasan Jalur Hubungan. Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab setiap karyawan atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhka kejelasan hubungan yang tergambar dalam struktur, sehingga jalur penyelesaian pekerjaan akan semakin efektif dan dapat saling menguntungkan.
Pola dasar struktur organisasi sebaiknya tersusun relative
permanen, artinya tidak perlu selamanya mengalami perubahan. Dalam aktivitas
yang dilakukan harus ada jaminan fleksibilitas, artinya aktivitas itu
senantiasa dapat diperluas jangkauannya, namun pola dasar struktur organisasi
tidak perlu mengalami perubahan. Yang perlu mendapat perhatian dalam mengisi
struktur organisasi adalah manusia yang memiliki kompentensi yang sesuai dengan
jenis tugas dalam bagian-bagian tugas atau pekerjaan pada struktur tersebut.
Penggolongan aktivitas dalam struktur dapat kita bagi menjadi empat unsur :
a)unsur pimpinan
b)unsur pembantu pimpinan
c)unsur pelakasana tugas pokok
d)unsur pelaksana tugas-tugas fungsional
Bagaimana Proses Pengorganisasian ?
Seperti yang kita ketahui bahwa
organisasi itu penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun tidak banyak
orang yang mengetahui dengan pasti proses pengorganisasian itu seperti apa.
Dengan kata lain, proses organisasi itu kurang dipahami secara baik dan benar
karena banyak orang menganggap bahwa organisasi itu dibangun karena ada
orangnya. Padahal banyak hal yang perlu dan wajib diketahui dalam
berorganisasi, termasuk pentingnya mengetahui proses pengorganisasian.
Langsung saja saya paparkan proses pengorganisasian menurut
Ernest Dale dalam Buku Manajemen dari James A.F. Stoner sebagai berikut :
1.
Memperinci seluruh
pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi. Karena
organisasi itu dibentuk berdasarkan suatu tujuan, maka kita harus merinci
seluruh pekerjaan yang akan dilakukan agar dalam proses pencapaian tujuan bisa
sesuai dengan apa yang dikerjakan dalam organisasi.
2.
Membagi pekerjaan ke
dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan menyenangkan dapat dilakukan
oleh seseorang atau oleh sekelompok orang. Biasanya dalam organisasi yang telah
merinci pekerjaan apa yang akan dilakukan, organisasi tersebut akan membagi
pekerjaan tersebut ke dalam bidang-bidang tertentu, dengan kata lain yaitu
pekerjaan dikelompokan sesuai kualifikasinya lalu di bagi ke dalam
bidang-bidang dalam organisasi. Bidang-bidang itu yang akan mengerjakan tugas
tersebut.
3.
Mengkombinasikan
pekerjaan anggota organisasi dalam cara yang logis dan efisien. Setelah dibagi
pekerjaan, maka perlu dibagi bagian-bagian atau divisi-divisi organisasi untuk
melaksakan pembagian pekerjaan tersebut.
4.
Penetapan mekanisme
untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang
harmonis. Setelah berhasil membagi pekerjaan sesuai bidang organisasi, maka
perlu dilakukan koordinasi antar bidang dan pengurus organisasi agar
mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Terkadang ada suatu bidang dalam organisasi
yang akan membutuhkan sumber daya yang sama atau data yang sama, itulah
perlunya koordinasi.
5.
Memonitor efektivitas
organisasi dan pengambilan langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan
atau meningkatkan efektivitas.
C.
PEMBAGIAN KERJA
Pembagian kerja harus disesuaikan
dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh
karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan
prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas
dasar like and dislike.
Dengan adanya prinsip orang yang
tepat ditempat yang tepat (the right man in the right place) akan memberikan
jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi
penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang
baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh
karena itu, seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja
sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip
lainnya.
Dalam Pembagian kerja karyawan harus memiliki sikap
seperti dibawah ini :
ü Wewenang dan tanggung jawab
(Authority and responsibility
Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang
untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti
pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap
pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan
wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula
pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Tanggung jawab terbesar terletak
pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi
terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah
manajer puncak.
ü Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan perasaan taat dan
patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan
erat dengan wewenang. Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus
memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat
dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung
jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari
manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan
tanggung jawab serta pembagian kerja.
ü Kesatuan pengarahan (Unity of
direction)
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya,
karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat
dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan
perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah
sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang
jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk pmelaksanakan pekerjaan dan
kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak
terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak
dapat terlepas dari pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin,
serta kesatuan perintah.
c.
Bentuk Bagan Organisasi
Bagan organisasi formal
Struktur organisasi
terlalu kompleks untuk disajikan secara verbal. Manajer perlu menggambarkan
bagan organisasi untuk menunjukkan struktur organisasi.bagan organisasi
memperlihatkan susunan fungsi-fungsi ,departemen-departemen,atau posisi –
posisi organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan diantaranya.satuan-satuan
organisasi yang terpisah biasanya digambarkan dalam kotak-kotak, dimana
dihubungkan satu dengan yang lain dengan garis yang menunjukkan rantai perintah
dan jalur komunikasi formal.
Contoh bagan
Bagan organisasi menggambarkanlima aspek utama suatu struktur
organiksasi yang
secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Pembagian kerja.Setiap kotak menunjukkan individu atau
satuan organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi
tertentu dan tingkat spesialisasi yang digunakan
b.
Manajer dan bawahan atau rantai perintah. Rantai
perintah menunjukkan hubungan wewenang-tanggung jawab yangf menghubungkan
atasan dan bawahan dalam keseluruhan organisasi. aliran dimulai dari jenjang organisasi
yang tertinggi sampai karyawan rendah dalam organisasi,seperti terlihat pada
gambar 8.1. Oleh karena itu, setiap anggota organisasi mempunyai suatu kaitan
dengan manajer puncak organisasi. Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah harus
jelas,dimana setiap karyawan menerima tugas dan pelimpahan wewenang hanya dari
seorang manajer dan melaporkan pertanggungjawaban juga hanya kepada seorang
manajer.
c.
Tipe pekerjaan Label dan deskripsi pada tiap kotak
menunjukkan pekerjaanorganisasional atau bidang tanggung jawab yang berbeda.
d.
Tingkatan manajemen.Suatu bagan tidak hanya menunjukkan
manajer dan bawahan tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen.
Salah satu keuntungannya adalah bahwa karyawan dan lain-lain diberi
gambaran bagaimana organisasi disusun. Kelemahan utama bagan adalah masih
banyak hal-hal yang tidak jelas atau tidak ditunjukkan. Bagan, sebagai contoh,
tidak menunjukan seberapa besar tingkat wewenang dan tanggung jawab setiap
tingkatan manajerial.
E. DEPARTEMENTALISASI
Departementalisasi adalah pengelompokan pekerjaan menjadi departemen aktivitas pekerjaan yang serupa secara logis berhubungan., oleh karena itu merupakan hasil keputusan manajer tentantg aktivitas tadi dibagi-bagi menjadi tugas atau secara jelasnya adalah Proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu.
Sebagai contoh, untuk bisnis restoran : pencatatan menu, pemberitahuan
menu kepada bagian dapur, hingga pengiriman makanan dari bagian dapur kepada
pelanggan di meja makan dapat dikelompokkan menjadi satu departemen tertentu,
katakanlah bagian Pelayan
Ada beberapa cara dimana organisasi dapat mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang bermacam-macam untuk dilaksanakan. Sekali lagi, proses penentuan cara bagaimana kegiatan-kegiatan dikelompokkan disebut departementalisasi atau departementasi
Departementalisasi Fungsional
Ada beberapa cara dimana organisasi dapat mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang bermacam-macam untuk dilaksanakan. Sekali lagi, proses penentuan cara bagaimana kegiatan-kegiatan dikelompokkan disebut departementalisasi atau departementasi
Departementalisasi Fungsional
Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama
atau kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk satu satuan organisasi. Semua
individu- individu yang melaksanakan fungsi yang sama dikelompokkan bersama,
seperti seluruh personalia ,penjualan, akuntansi, programmer computer, dan
sebagainya.
Kebaikan pendekatan fungsional:
Kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga
kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama, menciptakan efisiensi melalui
spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi, dan memungkinkan pengawasan
manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
Kelemahan struktur fungsional :
Bagaimanapun juga, pendekatan fungsional mempunyai berbagai kelemahan.
Struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi,menyebabkan
kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan ,memberikan tanggapan
lebih lambat terhadap perubahan, hanya memusatkan pada kepentingan
tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta
kurang inovatif.
Departementalisasi Divisional
Banyak perusahaan besar, dengan banyak jenis produk, diorganisasikan
menurut struktur organisasi divisional. Bila departementalisasi perusahaan
menjadi terlalu kompleks dan tidak praktis bagi struktur fungsional, manajer
perlu membentuk divisi- divisi semi otonomi, dimana setiap divisi merancang,
memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
Tidak seperti departemen fungsional, suatu divisi menyerupai perusahaan yang terpisah.kepala divisi terutama memusatkan perhatiannya bersaing dengan satuan-satuan lainnya dalam perusahaan yang sama. Tetapi suatu divisi bukan merupakan satuan bebas seperti halnya perusahaan terpisah. Dalam hal ini, seorang manajer divisi tidak dapat membuat keputusan-keputusan sebebas pemilik perusahaan terpisah, karena dia masih harus melaporkan kegiatannya kepada direktur pusat. Sebagai pedoman umum, wewenang kepala divisi terbatas bila keputusan-keputusannya akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan divisi-divisi lain.
Tidak seperti departemen fungsional, suatu divisi menyerupai perusahaan yang terpisah.kepala divisi terutama memusatkan perhatiannya bersaing dengan satuan-satuan lainnya dalam perusahaan yang sama. Tetapi suatu divisi bukan merupakan satuan bebas seperti halnya perusahaan terpisah. Dalam hal ini, seorang manajer divisi tidak dapat membuat keputusan-keputusan sebebas pemilik perusahaan terpisah, karena dia masih harus melaporkan kegiatannya kepada direktur pusat. Sebagai pedoman umum, wewenang kepala divisi terbatas bila keputusan-keputusannya akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan divisi-divisi lain.
Kebaikan struktur divisional :
Organisasi atas dasar divisi mempunyai beberapa kebaikan. Karena semua
kegiatan, ketrampilan dan keahlian yang diperlukan untuk memproduksi dan
memasarkan produk dikelompokkan menjadi satu dibawah seorang kepala,keseluruhan
pekerjaan dapat lebih mudah dikoordinasikan dan prestasi kerja yang tinggi
dipelihara. Disamping itu, baik kualitas dan kecepatan pembuatan keputusan
meningkat, karena keputusan- keputusan yang dibuat pada tingkat divisi dekat
dengan kancah kegiatan.
Kelemahan struktur divisional:
Bagaimanapun juga stuktur divisional mempunyai berbagai kelemahan.
Kepentingan divisi mungkin ditempatkan di atas tujuan dan kebutuhan organisasi
keseluruhan. Setiap divisi mempunyai para anggota staf dan spesialis sendiri,
sehingga akan meningkatkan biaya administrasi dan terjadi duplikasi
ketrampilan.
F. KELOMPOK KERJA FORMAL
adalah kelompok kerja yang dibentuk dan disusun secara resmi oleh manajer dimana
kelompok kerja tersebut diberikan tugas dan oekerjaan yang terkait dengan
pencapaian tujuan organisasi.
Macam-macam
kelompok kerja formal:
kelompok kerja langsung : merupakan
kelompok kerja yang disusun oleh manajer dan beranggotakan beberapa orang
bawahan yang berada dibagian dimana menejer tersebut di tugaskan
kepanitiaan : adalah
kelompok kerja yang disusun oleh manajer dan beranggotakan beberapa orang yang
bisa berasal dari bagian yang sama , atau dari bagian lain dari
organisasi
kelompok kerja temporal atau khusus : adalah kelompok kerja yang
disusun untuk kepentingan-kepentingan khusus dan bersifat sementara.
G. ORGANISASI INFORMAL
Organisasi
informal adalah suatu jaringan hubungan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan
atas dasar hubungan wewenang formal. Komunikasi yang terjadi dalam organisasi
informal berjalan dengan cepat dari mulut ke mulut. Sistem komunikasi
inidisebut sistem tanaman rambat.
Empat Pilar
Pengorganisasian (Four Building Blocks of Organizing)
•Pilar Pertama
: pembagian kerja (division of work)
•Pilar Kedua :
Pengelompokan Pekerjaan (Departmentalization)
•Pilar Ketiga :
penentuan relasi antar bagian dalam organisasi (hierarchy)
•Pilar Keempat
: penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan aktifitas antar bagian dalam
organisasi atau koordinasi (coordination)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun
beberapa kesimpulan yang bisa didapatkan dari makalah ini adalah adanya pengertian
organisasi adalah Penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga menjadi
suatu kesatuan; sususan dan aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan
kesatuan yang teratur; gabungan kerja sama (untuk mencapai tujuan tertentu). Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
Pembagian kerja dalam suatu
organisasi harus lebih jelas agar bisa tercipta lingkungan kerja yang teratur
dan mengetahui tugasnya masing masing. Departementalisasi adalah pengelompokan
pekerjaan menjadi departemen aktivitas pekerjaan yang serupa secara logis
berhubungan., oleh karena itu merupakan hasil keputusan manajer tentantg
aktivitas tadi dibagi-bagi menjadi tugas atau secara jelasnya adalah Proses pengelompokkan
dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu.
Dalam organisasi ada organisasi yang
bergerak dalam organisasi formal dan organisasi informal, dimana semua terkait
satu sama lain.
Saran
Dengan adanya makalah tentang
pengorganisasian ini, mahasiswa khususnya dalam bidang manajemen, untuk
membentuk tenaga kerja yang handal harus memiliki pengetahuan tentang
pengorganisasian itu sendiri. Hal ini didasari pada pengaplikasian dimasyarakat
nantinya apabila telah bekerja, karena telah
kita temui kenyataan saat ini
organisasi disegala aspek kehidupan sangat diperlukan. Dosen dengan segala
keahliannya juga diharapkan mampu mengenalkan dengan baik kepada mahasiswanya,
bagaimana pengorganisasian dan manajemen yang baik untuk suatu perusahaan.
Daftar
pustaka
terima kasih min infonya
BalasHapusMy blog